Remaja Cineam melirik seni sunda tradisionil
Sabtu, 25 Oktober 08 - Dedi Hendradi
KAPAN dan dimana remaja kita dapat menyaksikan pagelaran seni sunda? Pertanyaan semacam itu sulit dijawab, karena masing-masing keluarga sudah mengunci diri dalam tayangan TV yang menyuguhkan seni modern lengkap dengan berbagai fitur yang mengasikan, ada Statsiun TV yang hanya menyajikan sinetrton sepanjang waktu ada juga sajian musik, berita dan sebagainya, sekalipun dampak negatif dari hal tersebut sudah dirasakan bersama namun karena itu satu satunya hiburan murah, hanya satu dua orang yang meninggalkan hal tersebut. Tak terkecuali di Cineam, Kecamatan diperbatasan Kabupaten Tasikmalaya bagian timur, memang tidak tergolong "gendo" kalau dari jarak yang hanya 21 km dari Kota Tasikmalaya, namun arus modernisasi yang ditandai dengan berkembangnya dunia informasi tentu saja sampai ke Cineam, remaja Cineam, mulai berkiprah ke dangdut, musik rok dan kesenian lain yang berbau modern, seorang anak SD bahkan TK, dengan lancar bersenandung lagu "The Masive, Slank dll". Tetapi belakangan ini, sejak dua tahun alalu ada suara lain dari sebuah bangunan disebelah Kantor Kecamatan Cineam, suara gamelan sunda, suara kecapi dan instrument musik sunda lainnya, ternyata beberapa orang remaja sedang berlatih kesenian sunda dibawah bimbingan seorang pelattih. Itulah latihan rutin dari Saung Seni Awi Hideung yang berlamat di Dusun Ciriri Desa Cijulang kecamatan Cineam, Saung Seni ini berdiri sejak dua tahun yang lalu yang diprakarsai oleh beberapa orang senior yang mencintai seni sunda, diantaranya, Nur Achmad Rus, pituin pribumi yang sering berkiprah di Teater Dongkrak Tasikmalaya, lalu Sule Nurhalismana, jebolan STSI yang mampu memainkan hampior semua instrumenty musik sunda dan masih ditambah dengan Asep "Bodor" Mulyadi, seorang Mantri Kesehatan yang bertugas sebagai Petugas di Puskesmas Pembantu Desa itu, kelompok inil;ah yang membiodani lahirnya Saung Seni Awi Hideung. Rekruitment anggota sedemikian cepat berkembang hampir semua remaja di kampung Ciriri bergabung, garapan pertama sebuah drama sunda dengan judul Paragat Di Parapatan, pernah digelar di Gedung Kesenian Tasikmalaya, setelah itu sebuah acara dengan judul Nyawang Ringkang Lembur Urang digelar yang menampilkan hampir seluruh Perkumpulan seni di Kecamatan Cineam turut ambil bagian dalam pagelaran kesenian yang berlangsung 2 hari 2 malam, acara ini menoreh sejarah tersendiri dengan hadirnya Acil Bimbo dan juga petugas dari Dinas Kebudayaan dan Priwisata Jawa Barat. dari sini berkembanglah berbagai event kesenian dimana Saung Seni Awi Hideung berkiprah, beberapa catatan misalnya membawa Karinding ke Hotel Jakarta Hilton, Pagelaran di Anjungan Jawa barat TMII dan juara pertama pada Pasanggiri Reog se Kabupaten Tasikmalaya serta juara ke III pada Pasanggiri Reog se Jabar di Purwakarta. Catatan penting yang sangat mengesankan ialah adanya komentar dari kepala UPTD Anjab TMII, Bapak Nunung Sobari, sesaat setelah pagelaran kesenian dari kabupaten Tasikmalaya yang diwakili oleh SSAW tanggal 4 Mei 2008, yaitu bahwa beliau tidak riskan lagi tentang perkembangan seni sunda mengingat apa yang telah ditampilkan oleh SSAW saat ini telah mencerminkan terjadinya proses transpormasi seni kepada generasi muda mengingat yang tampil dari SSAW sebagian besar generasi muda dan pagelaran ini melalui proses latihan yang serius. Kesempatan tampil di Anjab TMII membawa dampak lain kepada perkembangan seni sunda di Kecamatan Cineam, lingkung seni yang selama ini tinggal nama kini "nguliat" kembali, potensi-potensi seni yang ada digali, remaja Cineam bergabung untuk membentuk lingkung seni sunda, hal lain yang menggembirakan ialah sebuah "proklamasi" dari Camat Cineam, bahwa Kecamatan Cineam merupakan kecamatan Budaya. Dalam waktu dekat ini, SSAW merencanakan menggelar Nyawang Ringkang Lembur Urang ke II yang direncanakan bilan Januari 2009 mendatang, tentu saja dukungan semua fihak termasuk kalangan media sangat diharapkan, seperti yang diarasakan belakangan ini, TAZ TV pernah menampilkan Celempungan, Gondang dan Calung yang langsung di shoot di Cineam. Dukungan yang tentu saja sangat diharapkan tentu saja dari Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mengingat sampai saat ini peralatan kesenian di SSAW belum lengkap dan satu hal lagi peluang untuk menggelar karya bagi SSAW di tingkat nasional seperti di TMII. semoga. |
sae supados dikembangkeun
BalasHapus